Papua Oh Papua
Kamis, 14 Juni 2012
0
comments
Presiden menyatakan kondisi di Papua tergolong mencemaskan, yang selama
kurang dua pekan sejak 29 Mei-10 Juni 2012 terjadi tujuh rentetan kasus
penembakan kepada warga sipil dan aparat hingga tewas, mulai korban
turis asal Jerman bernama Pieter Dietmar Helmut (29/5), kemudian seorang
pelajar SMU Gilbert FM (4/6), dan sehari sesudahnya menewaskan anggota
TNI Pratu Doengki Kune. Pada hari bersamaan, penembakan kembali
dilakukan atas warga sipil yaitu Iqbal Rivai serta Ardi Jayanto.....(Media Indonesia)
Kebutuhan Saudara Kita (web.inilah.com) |
Ada apa dengan saudara kita dari timur? Kenyataan diatas telah membuat kehidupan mereka tidak tenang. Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang bertanggung jawab? Apakah ini murni perbuatan kriminalitas atau ada unsur nuansa politiknya? Terlepas dari berbagai pertanyaan tersebut, sekarang yang mereka perlukan adalah sebuah solusi bukan kontravensi.
- Ada yang menganggap kejadian ini memang sengaja untuk mendatangkan aparat untuk meningkatkan keamanan di Papua terkait dengan terancam PT freeport.
- Peristiwa ini bisa juga disebabkan oleh OPM digunakan untuk mencari perhatian dunia.
Sebenarnya sebagai negara yang berdaulat pemerintah Indonesia mampu menanggulangi permasalahan itu terutama anggapan pertama disebabkan oleh faktor internal. Sedangkan permasalahan OPM merupakan cerita lama dari jaman orde baru.
Disimpulkan dua solusi sebagai berikut:
Pertama, untuk meningkatkan sikap nasionalisme orang Papua bisa menggunakan pendekatan kedaerahan. Bagi mereka suatu kepercayaan dan ketepatan janji pemerintah pusat lebih penting daripada bantuan disektor ekonomi. Pemerintah pusat seharusnya mengerti kebutuhan saudara kita di Papua bukan hanya proses pembangunan yang dipaksakan. Apalah artinya pembangunan fisik jika pemikiran mereka belum terbangun semua.
Kedua, seharusnya pemerintah Indonesia memperketat penjagaan di perbatasan baik darat maupun laut. Hal ini untuk mencegah masuknya persenjataan asing. Jikalau perlu membangun tembok cina di perbatasan Papua daripada membangun jembatan antar pulau di Indonesia. Faktor keamanan seharusnya lebih didahulukan daripada faktor ekonomi.
Baca Selengkapnya ....