Setiap orang yang menggunakan BBM
selama ini selalu mendapatkan subsidi dari negara. Pemanfaatan BBM tersebut
telah berkali-kali melampau batas yang dianggarkan pemerintah. Pemerintah
berusaha berpikir berkali-kali untuk menerapkan kebijakan kenaikan harga BBM. Subsidi
BBM tahun ini telah menyedot anggaran 230 triliun dari APBN. Menurut Susilo
Siswoutomo wakil Menteri ESDM “"Kalau dibelikan kerupuk bisa ketutup tuh
Indonesia. Belum listrik, kalo bangun infrastruktur yang ada masalah beres itu.
Jembatan selat sunda, cuma Rp 140 triliun,"(liputan 6, 24/4/2013). Dengan
dalih, mengamankan APBN dan meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Dari ungkapan tersebut bisa
disimpulkan bahwa apabila harga BBM dinaikan maka jatah subsidi BBMnya dapat
dimanfaatkan membangun Jembatan selat Sunda.
Secara ekonomis, pembangunan Jembatan selat Sunda akan mempercepat
perekonomian dan perdagangan di Indonesia khusus trans sumatra-jawa. Hal
ini dikuatkan oleh Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto. Menurutnya, “Jembatan
selat Sunda akan menghemat waktu tempuh dan biaya penyebrangan dari 3,5 jam
menjadi 1 jam” (Metro TV, 26/4/2013)
Seandainya Jembatan selat Sunda
telah membentang antara pulau Sumatra dan Jawa maka arus lalu lintasnya
bertambah padat. Angkutan barang dan mobil pribadi yang menyebrang semakin
besar. Kenyamanan pengguna JSS (Jembatan Selat Sunda) akan terasa meningkat. Sedangkan
kapal ferry ASDP biasanya padat angkutan otomatis akan berkurang banyak.
Perlahan tapi pasti kebijakan pembangunan Jembatan selat Sunda akan memperbesar
pemakaian BBM. Padahal ASDP kapal ferry selama ini secara tidak langsung telah
menyukseskan penghematan BBM dan mencerminkan angkutan massal berhasil di
Indonesia. Meskipun pada moment-moment tertentu sering menyebabkan antrian
penumpang yang panjang.
Disisi lain masyarakat kita lebih
nyaman menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan massal. Tidak
mengherankan apabila penggunaan BBM setiap tahun melampau batas ketentuan
sehingga menjebolkan APBN dan memacetkan kota-kota besar.
Berdasarkan opini diatas,
disimpulkan sebaiknya pemerintah mengkaji lebih dalam pembangunan Jembatan
selat Sunda terutama dampak kedepan. Pembangunan tersebut lebih banyak dampak
positif atau malah memperparah kondisi permasalahan BBM kita.